PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIMBINGAN & KONSELING

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIMBINGAN & KONSELING

                Di Indonesia, perkembangan profesi konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling telah diawali sejak tahun 1960-an.
Berikut beberapa peristiwa penting dalam bidang pendidikan yang menopang perkembangan profesi bimingan konseling di Indonesia yaitu:
Lahirnya kurikulum SMA Gaya Baru Tahun 1964, dengan keharusan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
Lahirnya jurusan Bimbingan dan Konseling di IKIP tahun 1963.
               
                Keadaan di atas memberikan tantangan bagi keperluan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai salah satu kelengkapan sistem. Disinilah timbul tantangan untuk mulai merintis pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang terprogram dan terorganisasi dengan baik.

BIMBINGAN KONSELING
                Bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk mewujudkan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun individualsesuai dengan hakikat kemanusiaaan dengan berbagai potensi. Bimbingan dan konseling menempati bidang dan pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
                Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenali lingkungan dan merencanakan masa depan.
Makna bimbingan bisa diketahui melalui
 akronim kata bimbingan sebagai berikut:
B ( bantuan )
I ( individu )
M ( mandiri )
B ( bahan )
I ( interaksi )
N ( nasehat )
G ( gagasan )
A ( asuhan )
N ( norma )
Sebagaimana makna bimbingan maka konseling juga bisa dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut :
K ( kontak )
O ( orang )
N ( menangani )
S ( masalah )
E ( expert atau ahli )
L ( laras )
I ( integrasi )
N ( norma )
G ( guna )
Macam-Macam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan Akademik
Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan Karir
Bimbingan Keluarga
Latar Belakang Bimbiingan Konseling Keluarga.

                Pada dasarnya setiap manusia mendambakan hubungan keluarga yang harmonis karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup. Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia,
                Dengan demikian, maka perlu adanya perluasan layanan utamanya pada layanan bimbingan dan konseling keluarga sebagai salah satu teknik peberian bantuan yang diberikan konselor kepada anggota-anggota keluarganya yang bermasalah, dengan tujuan agar mereka dapat memecahka sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi, yang pada gilirannya anggota-anggota keluarga tersebut dapat kembali menjadi well adjusted person dan keluarga sebagai suatu system social kembali menjadi harmonis dan fungsional.
                Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang memiliki problem) untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri dan memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari saran-saran yang diterima dari Konselor.
                Sedangkan Keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
KONSELING KELUARGA
 Menurut D. Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non keluarga, yaitu konseling keluarga sebagai sebuah modalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu kelompok, yang dalam proses konseling melibatkan keluarga inti atau pasangan .
      Menurut Moursund (1990), konseling keluarga terfokus pada salah satu atau dua hal, yaitu
keluarga terfokus pada anak yang mengalami bantuan yang berat seperti gangguan  perkembangan dan skizofrenia, yang menunjukan jelas-jelas mengalami gangguan; dan
keluarga yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki kemampuan, menelantarkan anggota keluarganya, salah dalam member kelola anggota keluarga, dan biasanya memiliki sebagian masalah.
Jadi
Konseling Keluarga adalah :
upaya bantuan yang diberikan pada individu anggota keluarga melalui system keluarga agar potensinya berkembang seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga.

Terdapat beberapa hal yang menjadi focus dari Konseling Keluarga, yaitu :
- Mengubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga.
- Memberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
- Mengusulkan beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) dan melemahkan beberapa yang lain.
PROFIL KELUARGA
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
FUNGSI KELUARGA
Fungsi Biologis
Fungsi Pemeliharaan.
Fungsi Ekonomi
Fungsi Keagamaan
Fungsi Sosial.

Asas-asas dalam keluarga
Pengetahuan
Norma (peraturan),
Perasaan/emosi,
Tingkah laku,
  Bentuk – bentuk keluarga

1.      Nuclear Family atau Congjugal Family atau Basic Family
2.      Extended family atau congsanguine family atau  joint Family
               
Adakalanya congsanguine family
 ini masih dibedakan menjadi :
1.      Congsanguine Family yang matrilineal
2.      Congsanguine Family yang patrilineal
 Seperti yang dikemukakan oleh oleh Danuri ( 1976, hal. 15 – 17 ), beliau membagikan beberapa bentuk keluarga, antara lain :
1.      Keluarga yang tegang
2.      Keluargayangretak
3.      Keluarga yang ideal
Faktor – faktor yang mempengaruhi/  penyebab keluarga retak dan tegang.
Masalah ekonomi
Peran dalam keluarga
Tidak bisa menerima kekurangan yang ada pada pasangan
Kurangnya perhatian dan kasih sayang
Kurangnya kerjasama, yaitu meluangkan waktu bersama keluarga
Dampak yang akan diterima apabila keluarga itu tegang dan retak :
Berakibat pada anak akan tertanam rasa untuk memihak ayah ataupun ibu
Pendidikan anak bersikap terlalu keras, sehingga menyebabkan sianak menjadi takut,atau bisa saja berubah menjadi keras kepala, bahkan suka menang sendiri
Masih tetap pada anak, karna orang tua yang terlalu sibuk membuat sianak merasakan kurang kasih sayang, sehingga anak bisa merasa bebas dalam melakukan apapun demi mencari perhatian orang tuanya.
Image orangtua rendah dimata anak
Menjadikan anak trauma ataupun depresi bahkan sakit fisik dan batin
Karna orang tua yang selalu saja bertengakar, hal ini dapat menurunkan tingkat prestasi anak
Pencegahannya agar keluarga tersebut terhindar dari ketegangan dan keretakan
Untuk suami dan istri, sebenarnya boleh mengungkapkan kemarahan anda akan tetapi jauh ataupun jangan didepan anak – anak, kemudian dalam mengungkapkan kemarahan ataupun beban yang terpendam  sebaiknya gunakan bahasa yang tidak terlalu keras ataupun kasar, yaitu dengan tuturkata yang baik.
Usahakan menyelesaikan masalah secara bersama – sama
Jangan mengungkit masa lalu
Saling memuji dan memanggil dengan sebutan kesayangan
Luangkan waktu anda bersama dengan berlibur, sharing bersama anak – anak, mendengar ceita anak, memberikan nasehat/ saran/ perhatian kepada anak tentang belajar, sekolah, dan sosialnya. Karna hal itu anak akan merasakan kenyamanan yang amat sangat.
 Adanya rasa kasih sayang
Terjalinnya suatu komunikasi yang baik antar anggota keluarga
Mempunyai ketakwaan atau pandangan hidup dalam beragama yang kuat, serta keimanannya
Kepercayaan
Kejujuran
Kebersamaan
Keterbukaan,
Factor – factor yang menyebabkan keluarga ideal :
  Dampak yang akan ditrima apabila keluarga tersebut dalam kategori keluarga ideal :
Keluarga akan terlihat nyaman,
Anak jauh lebih bisa mengontrol dirinya dalam bersikap, dan bisa mandiri
Anak lebih menjadikan orang tua sebagai contoh dalam penutan hidupnya dimasa depan
Orang tua jauh lebih bisa mengerti dan mampu memperbaiki rumah tangganya secara bersamaan, dan lebih menerima dan memahami satu sama lain
Prestasi anak akan ada kemajuan dan juga tidak akan terganggu
Anak akan betah di rumah, dsb
Hikakat diperlukannya bimbingan konseling dalam keluarga
Keperluan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, religius, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Latar belakang filosofis berkaitan dengan pandangan tentang hakikat manusia.
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam perkembangannya.
Kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sistem lain.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang Sangat pesat, kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula sehingga setiap individu memerlukan bantuan dari pembimbing untuk penyesuaian minat dan kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja yang selalu merubah dan meluas.
Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling Keluarga
                Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggota keluarga
bahagia.Ikatan bathin merupakan ikatan yang bersifat psikologis.
Dalam Konseling Keluarga para konselor dituntut bisa :

1. Menjadi penilai mengenai masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga, kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap trauma dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain.
2. Mendidik/memberi informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
3. Mengembangkan sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
4. Memberi tantangan
5. Memberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam menghadapi stress.
Peran Konselor

Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga:

1) Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.

2) Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.

3) Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.

4) Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan malakukan self-control.

5) Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.
Latar Belakang Pentingnya Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1. Sumber penyebab masalah yang muncul pada seseorang / individu, cenderung berasal dari keluarga.
2. Sakitnya seorang anggota keluarga (secara psikis), cenderung bukanlah disebabkan oleh dirinya sendiri, namun karena interaksi dengan anggota keluarga lainnya sebagai sistem keluarga yang telah terganggu.
3. Terjadinya maladjusted pada seseorang dalam keluarga, akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
4. Hubungan diantara kedua orang tua, sangat mempengaruhi terhadap hubungan antara anggota keluarga sebagai sistem.
Tujuan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.         Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2.         Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
Fungsi Bimbingan Konseling dalam Keluarga


Fungsi Pemahaman
Fungsi Preventif
Fungsi Pengembangan
Fungsi Perbaikan (Penyembuhan)
Fungsi Penyaluran
Fungsi Adaptasi
Fungsi Penyesuaian
Sedangkan manfaat pelaksanaan bimbingan konseling dalam keluarga adalah :
1.         Menurunkan bahkan menghilangkan stres dalam diri anggota keluarga.
2.         Membuat diri lebih baik, tenang, nyaman, dan bahagia.
3.         Lebih memahami diri sendiri dan orang lain khususnya anggota keluarga.
4.         Merasakan kepuasan dalam hidup.
5.         Mendorong perkembangan personal.
6.         Membangkitkan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, berkarakter, dan percaya diri.
Prinsip Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Prinsip bimbingan dalam keluarga diantaranya :
1.         Bukan metode baru untuk mengatasi human problem.
2.         Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
3.         Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.
4.         Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya membuang waktu saja untuk di telusuri.
5.         Selama intervensi berlangsung, konselor merupakan bagian penting dalam dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KONSELING
Menurut Luddin (2010), faktor yang mempengaruhi keberhasilan konseling keluarga yaitu:
1.Usia klien
2.Jenis kelamin
3.Tingkat pendidikan.
4.Intelegensi
5.Status sosial ekonomi.
6.Sosial budaya
Untuk menjadi konselor keluarga perlu menyadari beberapa ciri hubungan dalam konseling.

antara lain yaitu:
interaksi antar anggota keluarga, cara keluarga menyelesaikan pertentangan-pertentangan, pengambilan peran tertentu, hubunga merupakan suatu sistem dan tata tertib diatur dalam keluarga.
       Asumsi Dasar Bimbingan Konseling Keluarga
  Terjadinya perasaan kecewa, tertekan atau sakitnya seorang anggota keluarga bukan hanya disebabkan oleh dirinya sendiri, melainkan oleh interaksi yang tidak sehat dengan anggota keluarga yang lain.
    Ketidak tahuan individu dalam keluarga tentang peranannya dalam menjalani kehidupan keluarga.
     Situasi hubungan suami-isteri dan antar keluarga lainya.
    Penyesuaian diri yang kurang sempurna dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi situasi psikologis dalam keluarga.
   Pihak – pihak yang Melaksanakan Bimbingan Konseling dalam Keluarga

1.        Ayah/ibu (suami/istri)
2.         Paman/bibi
3.         Kakek/nenek
4.         Kerabat dekat
5.         Mertua
6.         Konselor diluar keluarga
    Jenis Layanan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1.         Layanan Orientasi
2.         Layanan Informasi
3.         Layanan Penempatan dan penyaluran
4.         Layanan pembelajaran
5.         Layanan Konseling Individual
6.         Layanan Bimbingan Kelompok
7.         Layanan Konseling Kelompok
8.         Layanan Keagamaan dan Pembinaan Akhlak

 Jenis – jenis Bimbingan Konseling dalam Keluarga

Jenis bimbingan konseling yang biasanya dilakukan didalam keluarga diantaranya :
1.         Bimbingan Belajar
2.         Bimbingan Ibadah/Agama
3.         Bimbingan Akhlak
4.         Bimbingan Orientasi
5.         Bimbingan Konseling Penyelesaian Masalah
6.         Bimbingan Keterampilan Hidup
Pendekatan Konseling Keluarga
Tiga pendekatan konseling keluarga yang akan diuraikan berikut ini, yaitu:
Pendekatan Konseling Keluarga
Pendekatan Sistem Keluarga
Pendekatan Conjoint
Pendekatan Strukural
Tahapan Konselor Keluarga
Tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan oleh Crane (1995:231-232) yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga untuk mengatasi anak berperilaku oposisi.
Dalam mengatasi problem, Crane menggunakan pendekatan behavioral, yang disebutkan terhadap empat tahap secara berturut-turut sebagai berikut.
1.Orangtua membutuhkan untuk dididik dalam bentuk perilaku-perilaku alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan kombinasi tugas-tugas membaca dan sesi pengajaran.
2.Setelah orang tua membaca tentang prinsip dan atau telah dijelaskan materinya, konselor menunjukan kepada orang tua bagaimana cara mengajarkan kepada anak, sedangkan orang tua melihat bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal inidikerjakan.
3.Selanjutnya orang tua mencoba mengimplementasikan prinsip-prinsip yang telah mereka pelajari menggunakan situasi sessi terapi. Terapis selama ini dapat memberi koreksi jika dibutuhkan.
4.Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara tepat. Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di rumah. Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati kemajuan yang dicapai.
POKOK – TEORI TEORI KONSELING KELUARGA

PENDEKATAN PSIKOANALISIS
PENDEKATAN TERPUSAT PADA KLIEN
PENDEKATAN EKSISTENSIAL
PENDEKATAN GESTALT
PENDEKATAN ADLERIAN
Hambatan dari Konseling Keluarga
                Konseling keluarga juga memiliki beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, dan perlu dipertimbangkan oleh konselor jika bermaksud melakukannya.
Hambatan yang dimaksud di antarannya:
Tidak semua anggota keluarga bersedia terlibat dalam proses konseling karena mereka menganggap tidak berkepentingan dengan usaha ini, atau karena alasan kesibukan, dan sebagainya; dan
Ada anggota keluarga yang merasa kasulitan untuk menyampaikan perasaan dan sikapnya secara terbuka dihadapan anggota keluarga lain, padahal konseling membutuhkan keterbukaan ini dan saling percayaan satu sama lain.
Untuk mencapai keberhasilan bimbingan keluarga maka prosedur yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
1.         Menyiapkan mental klien untuk
2.         Memberi kesempatan kepada setiap
3.         Selanjutnya, konselor memberi
4.         Selanjutnya, konselor mengemukakan
5.         Konselor meminta tanggapan keluarga
Hal – hal yang Harus Dihindari dalam Konseling Keluarga
Dalam dunia konseling, beberapa hal yang harus dihindari konselor supaya tidak menghambat keefektifan kerjanya adalah :
1.         Memihak/menitikberatkan pada informasi sepihak
2.         Mengambil kesimpulan yang premature/tergesa-gesa/ceroboh
3.         Terlalu banyak ikut campur
4.         Akrab dengan konsele lawan jenis
5.         Kegagalan menyimpan rahasia
6.         Pelayanan yang tidak seimbang
               
Strategi Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1.         Anjurkan para orangtua untuk menciptakan suasana rumah tangga yang menghasilkan kerohanian yang kokoh dan perkembangan mental yang baik.
2.         Bimbing orangtua untuk mengakui bahwa anak pun memiliki hak-hak mereka, tetapi hak-hak itu harus dijalin kepada seluruh isi keluarga.
3.         Anjurkan orangtua untuk membuka kesempatan berkomunikasi seluas-luasnya, apa pun resikonya.
  Teknik Umum Dan Khusus Dalam Konseling Keluarga
A.    Tekhnik Umum
Perilaku attending
    Eksplorasi
Menangkap pesan (paraphrasing)
Pertanyaan terbuka
Empati
Refleksi
B. Tekhnik khusus
Teknik teknik khusus yang di kembangkan dari berbagai pendekatan konseling seperti pendekatan behaviorisme,rasional emotif,latihan asertif,pembentukan perilaku model,permainan dialog dan bermain peran.
Tahapan Bk Keluarga
Tahap Awal.
Tahap Inti (Tahap Kerja)
Akhir (Tahap Tindakan)
Tata Cara Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Adapun tata cara pelaksanaan bimbingan dalam keluarga, diantaranya :
Kenali pribadi individu terlebih dahulu, kenali karakter dan masalah – masalah yang sedang dihadapi individu (anggota keluarga) tersebut.
Lakukan pendekatan, dengan pendekatan dan mendengar keluh kesah anggota tersebut ia mungkin akan merasa lebih aman untuk mencurahkan isi hatinya.
Beri selang waktu agar anggota keluarga tersebut memiliki waktu luang yang tepat untuk menceritakan masalah/petentangan batinnya.
Ciptakan suasana yang senyaman (kondusif) mungkin bagi individu, atau anda dapat menggunakan ruangan khusus yang diberikan aroma terapi.
Hindari emosi dan rasa curiga serta rasa ingin tahu yang berlebihan. Terkadang orang merasa jengkel jika seseorang ingin tahu apa saja yang terjadi dalam dirinya secara berlebihan dan memaksakan.
Keterampilan dasar yang umum di gunakan konselor dalam melakukan proses konseling yaitu :
·         Opening
·         Lead
·         Resurance
·         Advice
·         Confrontation
SEKIAN DULU YAAA …………………………
SALAM BIMBINGAN KONSELING KELUARGA !!!

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar: