PROGRAM STUDY
PENDIDIKAN BIMBINGAN & KONSELING
Di
Indonesia, perkembangan profesi konselor sekolah atau guru bimbingan dan
konseling telah diawali sejak tahun 1960-an.
Berikut beberapa peristiwa penting dalam bidang pendidikan yang
menopang perkembangan profesi bimingan konseling di Indonesia yaitu:
Lahirnya kurikulum SMA Gaya Baru Tahun 1964, dengan
keharusan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
Lahirnya jurusan Bimbingan dan Konseling di IKIP tahun 1963.
Keadaan
di atas memberikan tantangan bagi keperluan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah sebagai salah satu kelengkapan sistem. Disinilah timbul tantangan untuk
mulai merintis pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang terprogram dan
terorganisasi dengan baik.
BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan
dan konseling pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk mewujudkan
perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun
individualsesuai dengan hakikat kemanusiaaan dengan berbagai potensi. Bimbingan
dan konseling menempati bidang dan pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses
dan kegiatan pendidikan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan
agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
Dalam
hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenali lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Makna bimbingan bisa diketahui melalui
akronim kata
bimbingan sebagai berikut:
B ( bantuan )
I ( individu )
M ( mandiri )
B ( bahan )
I ( interaksi )
N ( nasehat )
G ( gagasan )
A ( asuhan )
N ( norma )
I ( individu )
M ( mandiri )
B ( bahan )
I ( interaksi )
N ( nasehat )
G ( gagasan )
A ( asuhan )
N ( norma )
Sebagaimana makna bimbingan maka konseling juga bisa
dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut :
K ( kontak )
O ( orang )
N ( menangani )
S ( masalah )
E ( expert atau ahli )
L ( laras )
I ( integrasi )
N ( norma )
G ( guna )
O ( orang )
N ( menangani )
S ( masalah )
E ( expert atau ahli )
L ( laras )
I ( integrasi )
N ( norma )
G ( guna )
Macam-Macam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan Akademik
Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan Karir
Bimbingan Keluarga
Latar Belakang Bimbiingan Konseling Keluarga.
Pada dasarnya setiap manusia mendambakan hubungan keluarga yang harmonis karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup. Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia,
Dengan demikian, maka perlu adanya perluasan layanan utamanya pada layanan bimbingan dan konseling keluarga sebagai salah satu teknik peberian bantuan yang diberikan konselor kepada anggota-anggota keluarganya yang bermasalah, dengan tujuan agar mereka dapat memecahka sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi, yang pada gilirannya anggota-anggota keluarga tersebut dapat kembali menjadi well adjusted person dan keluarga sebagai suatu system social kembali menjadi harmonis dan fungsional.
Konseling
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada
seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang
memiliki problem) untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan
maksud agar klien atau sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang
problemnya sendiri dan memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya
dengan mempelajari saran-saran yang diterima dari Konselor.
Sedangkan
Keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki
atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
KONSELING KELUARGA
Menurut D. Stanton
konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non
keluarga, yaitu konseling keluarga sebagai sebuah modalitas yaitu klien adalah
anggota dari suatu kelompok, yang dalam proses konseling melibatkan keluarga
inti atau pasangan .
Menurut Moursund
(1990), konseling keluarga terfokus pada salah satu atau dua hal, yaitu
keluarga terfokus pada anak yang mengalami bantuan yang
berat seperti gangguan perkembangan dan
skizofrenia, yang menunjukan jelas-jelas mengalami gangguan; dan
keluarga yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki
kemampuan, menelantarkan anggota keluarganya, salah dalam member kelola anggota
keluarga, dan biasanya memiliki sebagian masalah.
Jadi
Konseling Keluarga adalah :
upaya bantuan yang diberikan pada individu anggota keluarga
melalui system keluarga agar potensinya berkembang seoptimal mungkin dan
masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota
keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga.
Terdapat beberapa hal yang menjadi focus dari Konseling
Keluarga, yaitu :
- Mengubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga.
- Memberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
- Mengusulkan beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) dan melemahkan beberapa yang lain.
- Mengubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga.
- Memberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
- Mengusulkan beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) dan melemahkan beberapa yang lain.
PROFIL KELUARGA
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat
oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang
hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu
untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
FUNGSI KELUARGA
Fungsi Biologis
Fungsi Pemeliharaan.
Fungsi Ekonomi
Fungsi Keagamaan
Fungsi Sosial.
Asas-asas dalam keluarga
Pengetahuan
Norma (peraturan),
Perasaan/emosi,
Tingkah laku,
Bentuk – bentuk keluarga
1. Nuclear Family atau
Congjugal Family atau Basic Family
2. Extended family atau
congsanguine family atau joint Family
Adakalanya congsanguine family
ini masih dibedakan
menjadi :
1. Congsanguine Family yang
matrilineal
2. Congsanguine Family yang
patrilineal
Seperti yang
dikemukakan oleh oleh Danuri ( 1976, hal. 15 – 17 ), beliau membagikan beberapa
bentuk keluarga, antara lain :
1. Keluarga yang tegang
2.
Keluargayangretak
3. Keluarga yang ideal
Faktor – faktor yang mempengaruhi/ penyebab keluarga retak dan tegang.
Masalah ekonomi
Peran dalam keluarga
Tidak bisa menerima kekurangan yang ada pada pasangan
Kurangnya perhatian dan kasih sayang
Kurangnya kerjasama, yaitu meluangkan waktu bersama keluarga
Dampak yang akan diterima apabila keluarga itu tegang dan
retak :
Berakibat pada anak akan tertanam rasa untuk memihak ayah
ataupun ibu
Pendidikan anak bersikap terlalu keras, sehingga menyebabkan
sianak menjadi takut,atau bisa saja berubah menjadi keras kepala, bahkan suka
menang sendiri
Masih tetap pada anak, karna orang tua yang terlalu sibuk
membuat sianak merasakan kurang kasih sayang, sehingga anak bisa merasa bebas
dalam melakukan apapun demi mencari perhatian orang tuanya.
Image orangtua rendah dimata anak
Menjadikan anak trauma ataupun depresi bahkan sakit fisik
dan batin
Karna orang tua yang selalu saja bertengakar, hal ini dapat
menurunkan tingkat prestasi anak
Pencegahannya agar keluarga tersebut terhindar dari
ketegangan dan keretakan
Untuk suami dan istri, sebenarnya boleh mengungkapkan
kemarahan anda akan tetapi jauh ataupun jangan didepan anak – anak, kemudian
dalam mengungkapkan kemarahan ataupun beban yang terpendam sebaiknya gunakan bahasa yang tidak terlalu
keras ataupun kasar, yaitu dengan tuturkata yang baik.
Usahakan menyelesaikan masalah secara bersama – sama
Jangan mengungkit masa lalu
Saling memuji dan memanggil dengan sebutan kesayangan
Luangkan waktu anda bersama dengan berlibur, sharing bersama
anak – anak, mendengar ceita anak, memberikan nasehat/ saran/ perhatian kepada
anak tentang belajar, sekolah, dan sosialnya. Karna hal itu anak akan merasakan
kenyamanan yang amat sangat.
Adanya rasa kasih sayang
Terjalinnya suatu komunikasi yang baik antar anggota
keluarga
Mempunyai ketakwaan atau pandangan hidup dalam beragama yang
kuat, serta keimanannya
Kepercayaan
Kejujuran
Kebersamaan
Keterbukaan,
Factor – factor yang menyebabkan keluarga ideal :
Dampak yang akan ditrima apabila keluarga tersebut
dalam kategori keluarga ideal :
Keluarga akan terlihat nyaman,
Anak jauh lebih bisa mengontrol dirinya dalam bersikap, dan
bisa mandiri
Anak lebih menjadikan orang tua sebagai contoh dalam penutan
hidupnya dimasa depan
Orang tua jauh lebih bisa mengerti dan mampu memperbaiki
rumah tangganya secara bersamaan, dan lebih menerima dan memahami satu sama
lain
Prestasi anak akan ada kemajuan dan juga tidak akan
terganggu
Anak akan betah di rumah, dsb
Hikakat diperlukannya bimbingan konseling dalam keluarga
Keperluan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi
oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, religius, ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Latar belakang filosofis berkaitan dengan pandangan tentang
hakikat manusia.
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses
perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam
perkembangannya.
Kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat adalah sistem
terbuka yang selalu berinteraksi dengan sistem lain.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang Sangat pesat, kesempatan
kerja berkembang dengan cepat pula sehingga setiap individu memerlukan bantuan
dari pembimbing untuk penyesuaian minat dan kemampuan mereka terhadap
kesempatan dunia kerja yang selalu merubah dan meluas.
Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling Keluarga
Adapun
konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk membantu keluarga
menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari.
Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga
dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua
anggota keluarga
bahagia.Ikatan bathin merupakan ikatan yang bersifat
psikologis.
Dalam Konseling Keluarga para konselor dituntut bisa :
1. Menjadi penilai mengenai masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga, kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap trauma dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain.
2. Mendidik/memberi informasi agar keluarga siap beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan
3. Mengembangkan sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
3. Mengembangkan sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
4. Memberi tantangan
5. Memberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan
keluarga dalam menghadapi stress.
Peran Konselor
Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga:
1) Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”,
membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya
sendiri.
2) Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.
3) Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.
4) Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan malakukan self-control.
5) Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.
2) Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.
3) Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.
4) Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan malakukan self-control.
5) Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.
Latar Belakang Pentingnya Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1. Sumber penyebab masalah yang muncul pada seseorang /
individu, cenderung berasal dari keluarga.
2. Sakitnya seorang anggota keluarga (secara psikis),
cenderung bukanlah disebabkan oleh dirinya sendiri, namun karena interaksi
dengan anggota keluarga lainnya sebagai sistem keluarga yang telah terganggu.
3. Terjadinya maladjusted pada seseorang dalam
keluarga, akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
4. Hubungan diantara kedua orang tua, sangat
mempengaruhi terhadap hubungan antara anggota keluarga sebagai sistem.
Tujuan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan
layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1. Membantu
anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil
pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2. Membantu
anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota
keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada
persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
Fungsi Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Fungsi Pemahaman
Fungsi Preventif
Fungsi Pengembangan
Fungsi Perbaikan (Penyembuhan)
Fungsi Penyaluran
Fungsi Adaptasi
Fungsi Penyesuaian
Sedangkan manfaat pelaksanaan bimbingan konseling dalam
keluarga adalah :
1.
Menurunkan bahkan menghilangkan stres dalam diri anggota keluarga.
2. Membuat
diri lebih baik, tenang, nyaman, dan bahagia.
3. Lebih
memahami diri sendiri dan orang lain khususnya anggota keluarga.
4. Merasakan
kepuasan dalam hidup.
5. Mendorong
perkembangan personal.
6.
Membangkitkan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, berkarakter,
dan percaya diri.
Prinsip Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Prinsip bimbingan dalam keluarga diantaranya :
1. Bukan
metode baru untuk mengatasi human problem.
2. Setiap
anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
3. Situasi
saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus
diubah.
4. Tidak
perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya
membuang waktu saja untuk di telusuri.
5. Selama
intervensi berlangsung, konselor merupakan bagian penting dalam dinamika
keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KONSELING
Menurut Luddin (2010), faktor yang mempengaruhi keberhasilan
konseling keluarga yaitu:
1.Usia klien
2.Jenis kelamin
3.Tingkat pendidikan.
4.Intelegensi
5.Status sosial ekonomi.
6.Sosial budaya
Untuk menjadi konselor keluarga perlu menyadari beberapa
ciri hubungan dalam konseling.
antara lain yaitu:
interaksi antar anggota keluarga, cara keluarga
menyelesaikan pertentangan-pertentangan, pengambilan peran tertentu, hubunga
merupakan suatu sistem dan tata tertib diatur dalam keluarga.
Asumsi Dasar Bimbingan
Konseling Keluarga
Terjadinya perasaan kecewa, tertekan atau sakitnya
seorang anggota keluarga bukan hanya disebabkan oleh dirinya sendiri, melainkan
oleh interaksi yang tidak sehat dengan anggota keluarga yang lain.
Ketidak tahuan
individu dalam keluarga tentang peranannya dalam menjalani kehidupan keluarga.
Situasi hubungan
suami-isteri dan antar keluarga lainya.
Penyesuaian diri
yang kurang sempurna dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi situasi
psikologis dalam keluarga.
Pihak – pihak yang Melaksanakan Bimbingan
Konseling dalam Keluarga
1. Ayah/ibu
(suami/istri)
2.
Paman/bibi
3.
Kakek/nenek
4. Kerabat
dekat
5. Mertua
6. Konselor
diluar keluarga
Jenis Layanan Bimbingan Konseling dalam
Keluarga
1. Layanan
Orientasi
2. Layanan
Informasi
3. Layanan
Penempatan dan penyaluran
4. Layanan
pembelajaran
5. Layanan
Konseling Individual
6. Layanan
Bimbingan Kelompok
7. Layanan Konseling Kelompok
7. Layanan Konseling Kelompok
8. Layanan
Keagamaan dan Pembinaan Akhlak
Jenis – jenis
Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Jenis bimbingan konseling yang biasanya dilakukan didalam keluarga diantaranya :
1. Bimbingan
Belajar
2. Bimbingan
Ibadah/Agama
3. Bimbingan
Akhlak
4. Bimbingan
Orientasi
5. Bimbingan
Konseling Penyelesaian Masalah
6. Bimbingan
Keterampilan Hidup
Pendekatan Konseling Keluarga
Tiga pendekatan konseling keluarga yang akan diuraikan
berikut ini, yaitu:
Pendekatan Konseling Keluarga
Pendekatan Sistem Keluarga
Pendekatan Conjoint
Pendekatan Strukural
Tahapan Konselor Keluarga
Tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan
oleh Crane (1995:231-232) yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga
untuk mengatasi anak berperilaku oposisi.
Dalam mengatasi problem, Crane menggunakan pendekatan
behavioral, yang disebutkan terhadap empat tahap secara berturut-turut sebagai
berikut.
1.Orangtua membutuhkan untuk dididik dalam bentuk perilaku-perilaku
alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan kombinasi tugas-tugas membaca dan
sesi pengajaran.
2.Setelah orang tua membaca tentang prinsip dan atau telah dijelaskan materinya, konselor menunjukan kepada orang tua bagaimana cara mengajarkan kepada anak, sedangkan orang tua melihat bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal inidikerjakan.
2.Setelah orang tua membaca tentang prinsip dan atau telah dijelaskan materinya, konselor menunjukan kepada orang tua bagaimana cara mengajarkan kepada anak, sedangkan orang tua melihat bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal inidikerjakan.
3.Selanjutnya orang tua mencoba mengimplementasikan
prinsip-prinsip yang telah mereka pelajari menggunakan situasi sessi terapi.
Terapis selama ini dapat memberi koreksi jika dibutuhkan.
4.Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara tepat. Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di rumah. Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati kemajuan yang dicapai.
4.Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara tepat. Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di rumah. Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati kemajuan yang dicapai.
POKOK – TEORI TEORI KONSELING KELUARGA
PENDEKATAN PSIKOANALISIS
PENDEKATAN TERPUSAT PADA KLIEN
PENDEKATAN EKSISTENSIAL
PENDEKATAN GESTALT
PENDEKATAN ADLERIAN
Hambatan dari Konseling Keluarga
Konseling
keluarga juga memiliki beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, dan perlu
dipertimbangkan oleh konselor jika bermaksud melakukannya.
Hambatan yang dimaksud di antarannya:
Tidak semua anggota keluarga bersedia terlibat dalam proses
konseling karena mereka menganggap tidak berkepentingan dengan usaha ini, atau
karena alasan kesibukan, dan sebagainya; dan
Ada anggota keluarga yang merasa kasulitan untuk
menyampaikan perasaan dan sikapnya secara terbuka dihadapan anggota keluarga
lain, padahal konseling membutuhkan keterbukaan ini dan saling percayaan satu
sama lain.
Untuk mencapai keberhasilan bimbingan keluarga maka prosedur
yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan mental klien untuk
2. Memberi
kesempatan kepada setiap
3.
Selanjutnya, konselor memberi
4.
Selanjutnya, konselor mengemukakan
5. Konselor
meminta tanggapan keluarga
Hal – hal yang Harus Dihindari dalam Konseling Keluarga
Dalam dunia konseling, beberapa hal yang harus dihindari
konselor supaya tidak menghambat keefektifan kerjanya adalah :
1.
Memihak/menitikberatkan pada informasi sepihak
2. Mengambil
kesimpulan yang premature/tergesa-gesa/ceroboh
3. Terlalu
banyak ikut campur
4. Akrab
dengan konsele lawan jenis
5. Kegagalan
menyimpan rahasia
6. Pelayanan
yang tidak seimbang
Strategi Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1. Anjurkan
para orangtua untuk menciptakan suasana rumah tangga yang menghasilkan
kerohanian yang kokoh dan perkembangan mental yang baik.
2. Bimbing
orangtua untuk mengakui bahwa anak pun memiliki hak-hak mereka, tetapi hak-hak
itu harus dijalin kepada seluruh isi keluarga.
3. Anjurkan
orangtua untuk membuka kesempatan berkomunikasi seluas-luasnya, apa pun
resikonya.
Teknik Umum Dan Khusus Dalam Konseling Keluarga
A. Tekhnik Umum
Perilaku attending
Eksplorasi
Menangkap pesan (paraphrasing)
Pertanyaan terbuka
Empati
Refleksi
B. Tekhnik khusus
Teknik teknik khusus yang di kembangkan dari berbagai
pendekatan konseling seperti pendekatan behaviorisme,rasional emotif,latihan
asertif,pembentukan perilaku model,permainan dialog dan bermain peran.
Tahapan Bk Keluarga
Tahap Awal.
Tahap Inti (Tahap Kerja)
Akhir (Tahap Tindakan)
Tata Cara Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Adapun tata cara pelaksanaan bimbingan dalam keluarga,
diantaranya :
Kenali pribadi individu terlebih dahulu, kenali karakter dan
masalah – masalah yang sedang dihadapi individu (anggota keluarga) tersebut.
Lakukan pendekatan, dengan pendekatan dan mendengar keluh
kesah anggota tersebut ia mungkin akan merasa lebih aman untuk mencurahkan isi
hatinya.
Beri selang waktu agar anggota keluarga tersebut memiliki
waktu luang yang tepat untuk menceritakan masalah/petentangan batinnya.
Ciptakan suasana yang senyaman (kondusif) mungkin bagi
individu, atau anda dapat menggunakan ruangan khusus yang diberikan aroma
terapi.
Hindari emosi dan rasa curiga serta rasa ingin tahu yang
berlebihan. Terkadang orang merasa jengkel jika seseorang ingin tahu apa saja
yang terjadi dalam dirinya secara berlebihan dan memaksakan.
Keterampilan dasar yang umum di gunakan konselor dalam
melakukan proses konseling yaitu :
· Opening
· Lead
· Resurance
· Advice
·
Confrontation
SEKIAN DULU YAAA …………………………
SALAM BIMBINGAN KONSELING KELUARGA !!!
0 komentar:
Posting Komentar